kedaiberita.com - Sehari setelah terbunuhnya Saiful Arab (anak) dan tiga cucunya penguasa Libya, Muammar Qadhafi (Sabtu) oleh pesawat tempur NATO yang membombardir markas Qadhafi di Bab al-Aziziya, Italia mulai khawatir dengan ancaman Libya Muammar Qadhafi yang akan menyerang daerah kekuasaan Italia.
"Perang antara kami dan Italia telah dibuka, teman saya Silvio Berlusconi telah melakukan tindakan kriminal dengan melakukan pengeboman. Ini merupakan percobaan bagi kolonialisme Italia yang baru,” ujar Qadhafi.
Kata-kata Qadhafi memperjelas jika situasi ini sangat serius dan Italia harus lebih mengawasi daerah-daerah kekuasaan. "Kami telah meningkatkan kontrol dan kewaspadaan terhadap ribuan warga Libya yang di kirim ke sini beberapa tahun terakhir oleh rezim ini,” ujar Menteri Dalam Negeri Roberto Maroni pada hari Minggu.
Kematian putra Qadhafi menyebabkan serangan terhadap kedutaan Inggris dan Itali di Tripoli, dan membakar bangunan milik warga Inggris.
Sementara itu, Rusia mengulang seruan pada aliansi militer barat untuk menghentikan operasi militer di Libya.
Sementara itu, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin meminta kepada aliansi militer barat untuk menghentikan operasi militer di Libya. Selain itu dia juga mengatakan bahwa persediaan minyak Libya yang cukup besar itu merupakan tujuan utama di belakang serangan NATO di Negara Afrika.
Ketua komite Internasional milik Rusia State Duma Konstantin Kosachyov mengutuk serangan yang menewaskan keluarga Qadhafi, dan mengatakan tindakan NATO telah diluar resolusi PBB yang dimandatkan hanya untuk melindungi penduduk dari serangan rezim Qadhafi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment