Rezim al-Khalifa di Bahrain senantiasa mencitrakan kebangkitan rakyatnya sebagai perselisihan antar mazhab dan dengan buas membantai serta menyiksa penganut Syiah. Namun kini ternyata bukan hanya kelompok Syiah saja yang menjadi sasaran rezim ini, penguasa Bahrain kini mulai mengincar ulama dan tokoh Sunni. Baru-baru ini sebuah laporan menyebutkan ditangkapnya dua tokoh dan seorang dokter Sunni oleh rezim al-Khalifa.
Menurut laporan situs berita INN mengutip situs Kebangkitan Islam, langkah terbaru rezim al-Khalifa untuk mencegah persatuan kelompok Sunni dengan rakyat revolusioner, pasukan keamanan menangkap Mohamad Bifalasah dan Ibrahim Sharif, dua pemimpin politik Sunni serta Nahad as-Shirwani seorang dokter Sunni yang banyak membantu para korban terluka.
Jakfar al-Alawi dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam mengatakan, kebijakan arogan rezim al-Khalifa mencakup umat Syiah dan Sunni. Ditambahkannya, politikus Sunni yang mendukung tuntutan kelompok Syiah dan persatuan nasional ditankap lebih cepat ketimbang umat Syiah untuk mencegah menjalarnya dukungan kelompok Sunni terhadap Syiah. Dalam hal ini rezim juga memanfaatkan isu perpecahan antar mazhab.
Menurutnya, rezim gencar menyebarkan isu perpecahan antar mazhab demi mencegah bersatunya rakyat. Rezim juga tak segan-segan meminta bantuan Arab Saudi dalam hal ini, ungkap Jakfar. Ditambahkannya, perdana menteri, ketua kantor kerajaan dan pemerintah Bahrain memiliki kelompok milisi bersenjata dan dinas intelijen sendiri yang aktif mambantai serta menculik warga. Ia menegaskan, sejak awal revolusi, baik Syiah maupun Sunni sama-sama berada di satu fron menentang rezim al-Khalifa. (IRIB/INN/MF)
Menurut laporan situs berita INN mengutip situs Kebangkitan Islam, langkah terbaru rezim al-Khalifa untuk mencegah persatuan kelompok Sunni dengan rakyat revolusioner, pasukan keamanan menangkap Mohamad Bifalasah dan Ibrahim Sharif, dua pemimpin politik Sunni serta Nahad as-Shirwani seorang dokter Sunni yang banyak membantu para korban terluka.
Jakfar al-Alawi dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam mengatakan, kebijakan arogan rezim al-Khalifa mencakup umat Syiah dan Sunni. Ditambahkannya, politikus Sunni yang mendukung tuntutan kelompok Syiah dan persatuan nasional ditankap lebih cepat ketimbang umat Syiah untuk mencegah menjalarnya dukungan kelompok Sunni terhadap Syiah. Dalam hal ini rezim juga memanfaatkan isu perpecahan antar mazhab.
Menurutnya, rezim gencar menyebarkan isu perpecahan antar mazhab demi mencegah bersatunya rakyat. Rezim juga tak segan-segan meminta bantuan Arab Saudi dalam hal ini, ungkap Jakfar. Ditambahkannya, perdana menteri, ketua kantor kerajaan dan pemerintah Bahrain memiliki kelompok milisi bersenjata dan dinas intelijen sendiri yang aktif mambantai serta menculik warga. Ia menegaskan, sejak awal revolusi, baik Syiah maupun Sunni sama-sama berada di satu fron menentang rezim al-Khalifa. (IRIB/INN/MF)
No comments:
Post a Comment